Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Friday, May 25, 2012

Kehamilan

Kehamilan memang bukan hal yang asing bagi manusia, terutama kaum wanita. Hampir semua wanita pernah merasakannya. Mual, muntah, kontraksi, perdarahan, hipertensi, dll adalah beberapa penyakit kehamilan yang saya pelajari ketika kuliah dahulu. Kehamilan juga buka berarti tak beresiko. Ada kehamilan yang tanpa penyulit, namun ada yang dengan penyulit. Ada yang berakhir bahagia, namun ada pula yang berakhir pilu dan sedih.


Namun pada kenyataannya tidak semua wanita bisa beruntung merasakan kehamilan. Tidak bisa juga penampilan fisik seseorang menjadi acuan baik atau tidaknya kehamilannya. Atau layak dan tidaknya dia hamil. Saya dahulu kuliah jurusan kebidanan. Menurut awam, bidan pasti mudah mendapatkan anak, dan mudah menjalaninya. Apa iya? kenyataannya ada beberapa teman saya yang walau bidan namun belum diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk mengandung bayi penerus keturunannya. Itu lebih ke sistem kepercayaan dan rejeki. Ya rejeki! saya menganggapnya ini rejeki.


Banyak orang yang menilai wanita menjadi hamil itu cenderung lebay. Mereka dicemooh, sedih? tentu saja! jangankan dengan orang yang tidak hamil, dengan sesama ibu hamil pun kadang mereka saling mencemooh. Bersyukur suami saya mendukung isterinya untuk tetap berpikiran positif. Memang terkesan menjauhkan saya dari lingkungan luar. Namun itu membantu saya untuk hanya konsen kepada kehamilan. Walau saya bidan, namun suami saya memandang saya sebagai ibu hamil biasa yang pengetahuannya nol. Saya senang, jadi suami saya Jiddi lebih waspada dan menjadi suami siaga.


Kehamilan pertama ini bagi saya tidak mudah, setiap trimester mempunyai kesulitan dan cerita sendiri - sendiri. Trimester awal, saya mengalami mual muntah, saya juga mengalami beberapa kali flek karena bayi kontraksi. Bersyukur saya selalu sedia duvadilan dirumah untuk antisipasi kandungan saya agar bayi nya tetap kuat. Jiddi selalu menemani saya dalam masa masa transisi tersebut. Ketika muntah terjadi, mulut saya sudah seperti kran bocor, semua keluar, dan berakhir dengan lemas tak terkira. seolah olah seluruh persendian tanggal dari badan. Pernah suatu waktu saya mencoba bangun dari tempat tidur setelah muntah, ketika itu saya haus sekali karena lelah sehabis muntah. Kepala saya pun terasa berat, ketika sudah mendapatkan air minum, saya merasa kepala beraaaaat sekali. Akhirnya saya tidak kuat. Jiddi kemudian menceritakan saya pingsan karena lemas. Jiddi bukanlah tenaga medis seperti saya, sehingga kejadian itu cukup membuatnya khawatir. saat itu usia kehamilan saya 13 minggu. Jiddi pun langsung browsing mencari obat untuk anemia.


Jiddi merupakan tiang tempat saya bersandar berkeluh kesah tentang kehamilan ini. Jiddi memang tidak bisa memberi nasihat, tapi yang saya perlukan saat itu hanyalah didengarkan. Sebenarnya ingin sekali menulis curahan hati saya selama kehamilan bahwa saya juga mengalami kepayahan. Namun saya tahan, saya tidak ingin siapapun tahu. cukup keluarga saya. Beberapa teman saya menulis semua yang mereka rasakan seperti orang menggerutu. beberapa teman saya menganggapnya lebay! saya sedikit sepaham, tapi saya diamkan saja. Sampai salah seorang teman saya yang hamil itu malah mengomentari saya yang katanya "terlalu". Saya tidak begitu mengerti kenapa dia berkata begitu. Mungkin karena dia lebih tua beberapa bulan kehamilannya. Tetapi sebenernya saya tidak selebay dia yang selalu menggerutu, yang selalu update setiap apa pun. entah itu orang yang tidak memberinya tempat duduk dikendaraan umum, atau tekanan darahnya yang sebenarnya tidaklah tinggi. Ah,, mungkin dia sedang kesal dan iri dengan saya. Berpikir positif saja :)


Well, ada yang menarik dari kehamilan saya ini. Semenjak saya dan sepupu saya @adekefahransa hamil, kami lebih sering sharing. Entah via twitter, bbm, atau telepon. Kami selalu saling memberi semangat dalam kehamilan. Hubungan saya dengan deke cukup dekat, saat remaja beranjak dewasa kami selalu menghabiskan waktu bersama. Karena kondisi kami sama, yaitu tidak memiliki pacar. Walau saya lebih muda dari dia. Namun pengetahuan tentang kehamilan dan usia kehamilan yang lebih tua beberapa bulan diatas Deke membuat saya yang lebih sering menenangkan dia diperantauan. Yah, selalu ada hikmah di setiap kejadian.


Kehamilan saya sudah memasuki minggu ke 24 sesuai Haid Terakhir, namun kalau berdasarkan rumusnya, karena ovulasi berlangsung dihari ke 14 setelah haid pertama, maka bisa jadi ini sebetulnya adalah 22 minggu. Bingung ya?? haha, ini rumus para bidan dan obgyn. Ga usah dipikirin! :p Sebetulnya saya ingin cerita mengenai kehamilan saya saat 23 minggu. Tapi saya belum mood nulis. Nanti lah kalau sudah kekumpul moodnya. Saya ceritakan peristiwa yang membuat saya terbengong bengong itu. Oya, kehamilan ini semacam role model bagi saya dalam mengingat lagi materi kuliah Askeb I saya dahulu. Dan cukup membuat saya tersenyum saat teman saya yang juga hamil namun sebetulnya tidak terlalu mengerti, tetapi menghakimi kehamilan saya dan menjadi sok tahu! Haha, ternyata dalam dunia perhamilan juga ada yang seperti itu. Biarlah, variasi hidup! :)

0 comments:

Post a Comment